12 Nov 2015

pengukuran

Arti dan tujuan inventore hutan
Istilah inventore hutan diterjemahkan dari bahasa inggris forest inventory. Pada jaman colonial dan setelah kemerdekaan, istilah yang dipakai adalah inventaris hutan, sebagai
terjemahan dari istilah  bahasa belanda bosch inventarisatie. Istilah lain dengan arti yang sama untuk bahasa Indonesia adalah parisalahan atau risalah hutan. Istilah ini dipakai di  kalangan pengelola hutan jati di jawa, khususnya pada waktu inventore hutan masih menggunakan metode okuler. Dalam metode tersebut, inventore hutan memang dilakukan dengan membuat deskripsi atau risalah tentang keadaan hutan secara kualitatif. Dalam bahasa inggris, istilah lain dengan  arti yang sama dengan inventore hutan, tetapi mempunyai lingkup yang lebih terbatas, adalah timber cruising atau sering disingkat dengan cruising, dan timber cruising
Dalam system pengelolaan hutan konvesional, inventore hutan diperlukan untuk mengetahui kekayaan yang terkandung di dalam suatu hutan pada saat tertentu. Hutan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dengan dominasi pohon-pohonan  selalu mengalami perubahan setiap waktu. Oleh karena itu jumlah kekayaan yang terkandung di dalam hutan juga selalu berubah. Hal ini menyebabkan inventore hutan tidak mudah untuk dilaksanakan. Namun adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh inventore hutan justru mendorong perkembangan teknik inventore huatn itu sendiri dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan nya. Salah satu cabang yang penting dalam inventore hutan adalah pertumbuhan tegakan dan hasil kayu (growth and yield). Dalam bidang ini telah berkembang  berbagi teknik penaksiran (estimation), untuk memperkirakan perkembangan kekayaan hutan di waktu yang akan datang. Nilai kekayaan suatu hutan tidak  hanya dipengaruhi oleh keadaan hutan yang ada pada waktu inventore serta taksiran perubahan yang akan terjadi, tetapi juga ditentukan oleh factor-faktor lain di luarnya. Semua itu merupakan elemen-elemen yang akan dicatat dalam suatu inventore hutan. Secara garis besar elemen-elemen tersebut dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
  1. Keadaan hutan itu sendiri. Informasi tentang kelompok ini meliputi luas areal, jenis dan komposisi, persebaran diameter pohon, keadaan pertumbuhan, kerapatan atau kepadatan bidang dasar, system permudaan, kualitas tegakan  dan keadaan tumbuhan bawah.
  2. Keadaan lahan hutan informasi keadaan lahan hutan yang perlu dicatat  dalam inventore hutan misalnya topografi, jenis dan sifat-sifat tanah, keadaan berbatu, air tanah dan sebagainya.
  3. Keterangan lain. Elemen-elemen diluar hutan dan kawasan hutan yang ikut menentukan atau mempengaruhi nilai dan kualitas hutan juga perlu dicatat dalam inventore hutan, sperti iklim, aksesabilitas, industry dan perdagangan, tata guna lahan serta keadaan social ekonomi masyarakat.
Dalam system pengelolaan hutan modern, inventore hutan tidak  hanya berkepentingan dengan hutan dan kawasannya saja. Masalah-masalah diluar hutan dan kawasan mempunyai arti yang tidak kalah pentingnya sehingga juga harus dikumpulkan secara cermat dengan persiapan yang memadai. Tergantung pada tujuan inventore hutan, maka kecermatan pencatatan masing-masing informasi tersebut akan berbeda-beda. Untuk informasi yang dianggap penting tentu saja diperlukan data yang lebih akurat disbanding dengan informasi lain yang mempunyai kedudukan kurang penting dalam inventore hutan. Jadi tingkat kecermatan informasi yang dicatat dalam inventore hutan  ditentukan oleh tujuan inventore hutan yang diinginkan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh inventore hutan dapat bermacam-macam. Biarpun pada pokoknya inventore hutan akan mencatat berbagai macam informasi seperti telah diuraikan di atas, namun penekanan pada informasi yang diperlukan tersebut berbeda-beda, bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Hubungan antara tujuan dan penekanan pengambilan informasi yang diperlukan dalam inventore hutan dilukiskan dengan jelas oleh HUSCH (1971) dalam bukunya   tentang planning a forest inventory.
Populasi dan sampel
Pengertian umum
Dalam statistic, populasi merupakan kumpulan individu yang jumlahnya dapat terbatas (finite) atau tak terbatas (infinitet). Misalnya populasi masyarakat, tersusun atas individu manusia yang  me njadi anggota masyarakat tersebut. Populasi hutan terdiri atas pohon-pohonan, semak  belukar, dan satwa yang hidup di atas lahan  tertentu. Jadi populasi hutan mempunyai anggota yang sangat kompleks, tidak saja  individu vegetasi, tetapi juga satwa dan lahan dimana vegetasi dan satwa tersebut hidup.
Populasi mempunyai karakteristik tertentu. Sebagai contoh, populai  masyarakat mempunyai karakteristik yang bervariasi ; demikian pula populasi hutan. Karena keterbatasan lingkup studi, seringkali tidak seluruhnya karakteristik populasi tersebut diperhitungkan sebagai obyek; hanya karakteristik yang dianggap relevan saja yang dimasukkan ke dalam perhitungan-perhitungan.
Sampel merupakan bagian populasi yang secara statistic  dianggap representative untuk mewakili karakteristik atau menggambarkan parameter populasi tersebut. Sifat mewakili (representativeness) sampel yang diambil dari suatu populasi dapat diukur  denga n tingkat kepercayaan (degree of  confidence), dan ini merupakan eror sampling (sampling eror ) yang selalu melekat pada sampel  mana pun. Hal ini disebabkan oleh dua  hal yang  berkaitan denga sifa alami populasi, yaitu: (a) variasi dalam populasi dan (b) kesempatan untuk memilih sampel.
Di samping eror sampling juga dikenal adanya eror non sampling. Kedua macam eror tersebut sama sekali terpisah dengan kedudukannya dalam satatistik. Eror non sampling berkaitan dengan bias dan kesalahan pengukuran atau cara kerja. Kalau ada kesalahan atau kurang hati-hati dalam pengukuran mungkin akn terjadi saling mengurangi (cancel-out) kesalahan tersebut. Tapi bila kesalah tersebut terjadi secara tetap atau secara sistematik, maka ini termasuk bias misalnya karena alat yang dipakai cacat, ada kesalahan pengukuran yang sampling atau cara analisa yang tidak betul. Dalam sampling, eror  non sampling harus ditiadakan sehingga parameter sampel yang diperoleh hanya mengandung eror sampling saja. Dengan demikian perbedaan antara parameter sampel  dengan parameter  populasi dapat di taksir besarnya. Jadi eror sampling adalah perbedaan antara parameter sampel dengan parameter populasi.
Kenyataan eror sampling tidak pernah diketahui besarnya karena pengukuran 100% tidak dilakukan. Akan tetapi perbedaan tersebut  dapat ditaksir kalau sampel yang diperoleh  bebas  dari bias dan eror non sampling. Hal itu dapat dicapai bila pengambilan sampel mengikuti prosedur yang benar. Secara  garis besar,  prosedur sampling dapat dipisahkan menjadi dua , yaitu:
1)      Metode sampling non random (non-random sampling ).
2)      Metode sampling peluang (probability sampling)
metode sampling yang pertama dapat menghasilkan taksiran parameter populasi

0 comments:

Post a Comment